18 Januari 2020   16:22 WIB

ANTISIPASI BENCANA DI PUNCAK MUSIM HUJAN, BPBD BLORA GELAR RAKOR DAN CEK PERALATAN BERSAMA

BLORA. Sebagai bentuk antisipasi dan pengecekan kesiapan menghadapi potensi bencana di puncak musim hujan, Pemerintah Kabupaten Blora melalui Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Blora, menggelar Rapat Koordinasi (Rakor) “Kesiapsiagaan Penanggulangan Bencana Banjir, Tanah Longsor dan Bencana Lainnya”, Selasa (14/1/2020).

Bertempat di ruang aula BPBD Blora, rakor dibuka oleh Bupati Djoko Nugroho, dan diikuti oleh jajaran Forkopimda, seluruh Kepala Organisasi Perangkat Daerah (OPD) terkait, serta seluruh relawan kebencanaan yang ada di Kabupaten Blora.

Kepala Pelaksana (Kalak) BPBD Blora, Hadi Praseno, dalam laporannya menyampaikan bahwa pelaksanaan rakor ini ditujukan untuk meningkatkan kesiapsiagaan dan sinergi antar OPD, TNI, Polri, serta relawan, dalam penanggulangan bencana.

“Pasalnya menurut prediksi BMKG bahwa puncak musim hujan 2019/2020 terjadi bulan Januari hingga Pebruari 2020 yang mana terdapat potensi terjadinya banjir dan tanah longsor di Pulau Jawa, Bali, dan Nusa Tenggara. Sehingga kita harus ikut siap siaga,” ucap Hadi Praseno.

Lebih lanjut, Hadi Praseno menyampaikan bahwa rakor ini juga untuk meningkatkan sistem manajemen bencana dalam rangka pencegahan, mitigasi, kesiapan, dan tanggap darurat kejadian bencana.

Sementara itu, Bupati Djoko Nugroho dalam sambutannya ketika membuka rakor, menyambut baik adanya pelaksanaan rakor kesiapsiagaan bencana. Menurut Bupati, penanggulangan bencana tidak hanya menjadi tanggung jawab BPBD saja, namun seluruh stakeholder terkait baik dari jajaran Pemkab Blora, TNI maupun Polri.

“Indonesia memang indah, terbentang dari Sabang hingga Merauke, dan dari Miangas sampai Rote. Namun dibalik keindahan itu ada banyak potensi bencana yang bisa datang dari atas, permukaan bumi, maupun dari bawah. Harus disadari bahwa negara kita adalah supermarket bencana, segala bentuk potensi bencana dapat terjadi di Indonesia. Oleh karena itu dalam kondisi apapun kita harus siap,” kata Bupati.

Lebih lanjut, Bupati menyampaikan bahwa jika dibanding dengan wilayah lainnya, Kabupaten Blora memang relatif aman dari beragam potensi bencana. Hanya saja yang patut diwaspadai adalah kejadian banjir, tanah longsor dan angin puting beliung.

“Bencana yang harus diwaspadai di Blora saat musim hujan adalah banjir, tanah longsor dan puting beliung. Banjir dan tanah longsor bisa kita cegah, yang tidak bisa diprediksi itu angin kencang. Oleh sebab itu kami minta semuanya bisa memetakan wilayah mana saja yang memiliki potensi bencana tersebut. Sampaikan kepada masyarakat agar mereka juga paham cara antisipasi dan penanggulangannya sehingga bisa menimimalisir korban jika sewaktu-waktu terjadi bencana. Doa kita jangan sampai ada bencana,” terang Bupati.

Selanjutnya, Bupati meminta jajaran BPBD dan OPD terkait untuk bisa melaksanakan latihan gabungan dengan TNI dan Polri dalam hal kesiapsiagaan penanggulangan bencana.

“Kita dari Pemkab, bersama TNI dan Polri punya jejaring yang sama kuat hingga desa. Mulai dari Forkopimdes (Kades, Babinsa, Bhabinkamtibmas), ke Kecamatan ada Forkopimcam, hingga tingkat Kabupaten ada Forkopimda. Manfaatkan jaringan itu untuk sistem pelaporan yang cepat dan akurat. Lakukan latihan gabungan agar bisa kompak,” lanjut Bupati.

Menurut Bupati, TNI dan Polri memiliki SOP sendiri-sendiri mengenai penanggulangan bencana. Sehingga harus dikoordinasikan dan disinkronkan agar semuanya bisa bergerak bersama.

Usai membuka rakor, Bupati dan jajaran Forkopimda melaksanakan pengecekan gelar peralatan penanggulangan bencana yang dilaksanakan BPBD bersama instansi terkait, seperti TNI, Polri, PMI, Satgana, Tagana, Satpol PP, dan para relawan di halaman kantor BPBD Blora. (Tim Liputan Protokol dan Komunikasi Pimpinan, Setda Blora)


Info