18 Februari 2022   15:14 WIB

TEKAN KEDELAI IMPOR, KEMENTAN BERMINAT KEMBANGKAN KEDELAI DI BLORA

BLORA. Kementerian Pertanian (Kementan) nampaknya berminat mengembangkan komoditas tanaman kedelai di Kabupaten Blora. Hal ini ditandai dengan hadirnya Direktur Aneka Kacang dan Umbi, Ir. Yuris Tiyanto, MM., dari Ditjen Tanaman Pangan, Kementan yang melakukan kunjungan kerja ke Blora, Jumat (11/2/2022).

 

Setibanya di Blora, Ir. Yuris Tiyanto, MM., dan rombongan langsung diterima Bupati H. Arief Rohman, S.IP., M.Si., di kantornya. Tampak mendampingi Kepala Dinas Pangan, Pertanian, Peternakan dan Perikanan (DP4) Kabupaten Blora, serta perwakilan pengurus Badan Usaha Milik Petani (BUMP) Blora.

“Sebenarnya kami sudah lama ingin bertemu dengan Pak Bupati Blora untuk menyampaikan peluang pengembangan kedelai, namun baru bisa bertemu langsung hari ini. Jadi kami ingin mengajak para petani di Blora untuk mengembangkan tanaman kedelai sebagai salah satu komoditas unggulan yang kini sedang naik daun, mumpung masih awal tahun,” ujar Yuris Tiyanto.

 

“Kedelai lokal kita kualitasnya lebih bagus daripada kedelai impor, namun sayangnya produktifitas kedelai lokal kita masih kurang sehingga untuk memenuhi kebutuhan kedelai, dilakukan impor,” sambungnya.

Oleh sebab itu Yuris lantas mengatakan bahwa pihaknya di 2022 ini diberikan tugas pemerintah pusat, dalam hal ini Kementerian Pertanian untuk mengembangkan tanaman kedelai lokal seluas 650 ribu ha, sehingga kebutuhan impor kedelai bisa ditekan.

 

“Dari target luasan 650 ribu ha tersebut, 50 ribu ha anggarannya dibantu pemerintah, dan 600 ribu ha kita berikan pendampingan dari KUR perbankan. Yang mana Jateng mendapatkan target alokasi 110 ribu ha. Sehingga kami ingin mengajak Blora ambil bagian di dalamnya. Secara teknis siap kita sampaikan tahapannya kepada dinas, dan lembaga petani yang siap mana saja akan kita dampingi,” lanjut Yuris.

 

Menurutnya untuk menanam kedelai ini tidak perlu membuka lahan baru, atau mengganti jenis tanaman ladang yang sudah ada. Namun bisa dilakukan penanaman kedelai dengan sistem pethuk atau semi tumpangsari.

 

“Blora kan juga merupakan daerah penghasil jagung terbesar di Jateng setelah Grobogan, maka kedelai ini bisa dikembangkan dengan sistem pethuk dengan jagung. Petani tetap menanam jagung, tapi bisa panen kedelai. Seperti yang sudah dilakukan para petani di Grobogan,” ungkapnya.

 

Sedangkan untuk kejelasan pasarnya, pihaknya mempunyai beberapa channel perusahaan yang bergerak di bidang benih kedelai dan pengolahan pasca panen. Pihaknya juga mendorong agar BUMP yang ada di Blora bisa menjadi offtaker serta melaksanakan Sistem Resi Gudang.

 

“Selanjutnya, potensi lain yang bisa kembangkan bersama adalah IF (Integrated Farming) berbasis kedelai dan jagung. Mengingat Blora juga merupakan penghasil ternak sapi terbesar di Jawa Tengah, daun kedelai dan jagungnya bisa untuk bahan pakan ternak. Sedangkan kotoran ternaknya bisa diolah menjadi pupuk organik dalam penanaman kedelai dan jagung,” ungkapnya.

 

“Bukan tidak mungkin kedepan bisa kita dirikan Kampung Kedelai juga di Kabupaten Blora,” pungkasnya.

 

Bupati H. Arief Rohman, S.IP., M.Si., pun menyambut positif niat baik Direktur Aneka Kacang dan Umbi dari Kementerian Pertanian ini. Menurutnya ini peluang yang bagus untuk dikerjasamakan dengan para petani di Kabupaten Blora.

 

“Maturnuwun sanget Mas Yuris Tiyanto yang sudah datang ke Blora membawa peluang kerjasama yang luar biasa. Beliau ini teman lama saya, dan akhirnya kini bisa bersilahturahmi kembali. InshaAllah Blora siap menyambut program-program dari Kementerian Pertanian,” ucap Bupati.

 

Bupati pun menyampaikan bahwa memang betul potensi tanaman kedelai di Kabupaten Blora ini memang sedang mulai didorong kembali. Pihaknya meminta dinas terkait untuk memetakan potensi kedelai dan wilayah yang potensial untuk pengembangan ini.

 

“Negeri kita ini memang sangat butuh kedelai, apalagi kita saja sehari tidak makan tempe rasanya kurang lengkap. Maka dari itu peluang pengembangan kedelai dari Kementan ini akan kita respon bersama. Ini ada Mas Farid dari BUMP Blora, semoga nanti siap bekerjasama juga dengan petani lainnya. Tolong DP4 untuk bisa menindaklanjuti peluang ini,” sambung Bupati.

 

Sementara itu, Kepala DP4, drh. R. Gundala Wijasena, MP., menyampaikan bahwa produktifitas kedelai di Kabupaten Blora pada tahun 2021 kemarin mencapai 5229,43 ton, dengan luas lahan panen 3325,5 ha.

 

“Lahan kedelai ini tersebar di 8 Kecamatan. Yang terluas di Kecamatan Jati 1478,8 ha, kemudian disusul Randublatung 1000 ha, Tunjungan 380 ha, Japah 192 ha, Ngawen 107 ha, Blora 95,8 ha, Bogorejo 69 ha, dan Kunduran 2,9 ha,” ungkap Gundala.

 

“Dengan adanya peluang pengembangan dari Direktur Aneka Kacang dan Umbi ini, maka kami siap untuk menindaklanjuti. Karena saya secara pribadi juga sudah sejak lama ingin agar Indonesia juga bisa ekspor kedelai, tidak hanya impor,” sambungnya.

 

Adapun beberapa pihak yang berpotensi bergabung dalam peluang pengembangan kedelai ini diantaranya kelompok tani, lembaga masyarakat desa hutan (LMDH), hingga para petani binaan BUMP. (Tim Liputan Prokompim Blora)


Info