“Yang tidak kalah penting, festival ini untuk menarik jumlah kunjungan wisata budaya di Kabupaten Blora, serta sebagai wadah silahturahmi para seniman barongan. Kita berharap adanya festival ini juga bisa menumbuhkan industri ekonomi kreatif,” lanjutnya.
Usai tampil di depan panggung kehormatan, masing-masing paguyuban melanjutkan pertunjukkan dengan berjalan menuju finish di depan Graha Bethany. Cuaca yang cerah dan relatif panas pun tidak menyurutkan semangat masyarakat untuk menonton festival. Bahkan banyak penonton rela membawa payung dari rumah sambil menggendong anaknya.
“Sudah lama ingin nonton festival barongan, biasanya hanya di desa saja saat Agustusan. Kalau ini kan tingkat Kabupaten, pastinya lebih ramai mas. Disamping itu juga lebih banyak pesertanya, inilah kesenian Blora yang harus terus dilestarikan,” ucap Purwanti, salah satu penonton dari Kecamatan Kedungtuban.
Sementara itu, pimpinan paguyuban Seni Barongan Blora “Kumara Krida Mustika”, Indra Bagus Kurniawan, dari Dukuh Triteh, Desa Tambahrejo, Kecamatan Tunjungan mengaku senang bisa ikut memeriahkan Festival Barongan Blora 2019 bersama teman-temannya.
“Beberapa hari lalu mulai latihan lagi untuk mematangkan garapan musik (gamelan), dan kemarin hingga semalam menata alat di gerobak untuk dibawa ke Blora. Kalau untuk kemajuan Barongan Blora, kami tidak memikirkan untung rugi. Ini festivalnya kita semua untuk mengangkat nama baik Blora, jadi ya harus all out. Beda lagi kalau tanggapan,” terang Indra, sambil senyum.
Wakil Bupati H. Arief Rohman, M.Si yang berkesempatan turun dari panggung untuk foto bersama dengan para seniman, mengaku senang dengan perkembangan seni budaya khas Blora ini.
“Mewakili Bapak Bupati, kami sampaikan salam hormat kepada seluruh seniman yang terlibat. Semangatnya luar biasa untuk melestarikan kesenian Barongan Blora agar kedepan bisa lebih maju. Dengan Festival Barongan ini, kami berharap identitas Blora Kota Barongan semakin kuat. Festival seperti ini akan kita teruskan sebagai agenda tahunan, yang mana tahun ini sudah menginjak tahun kelima,” terang Wakil Bupati.
Menurut Wakil Bupati, adanya festival seni budaya seperti ini juga bisa untuk mendukung industri pariwisata di Kabupaten Blora.
“Tadi saat saya berjalan menuju panggung kehoramatan dari rumah dinas, bisa dilihat di sepanjang rute, ekonomi masyarakat berputar, jasa parkir banyak, pedagang kaki lima laris manis, sektor kuliner menggeliat, bahkan tempat penginapan juga bisa meningkat huniannya jika dikemas lebih baik lagi selama beberapa hari. Ini potensi yang harus terus digarap dengan baik,” lanjut Wakil Bupati.
Tampil kompak para penabuh dari paguyuban seni barongan Kumara Krida Mustika. (foto: humas)
Pihaknya ingin seluruh potensi seni budaya yang ada di Kabupaten Blora bisa dikemas menjadi daya tarik wisata melalui beragam bentuk festival.
Setelah parade usai pukul 13.00 WIB, malam harinya 19.00 WIB dilanjutkan dengan pentas pagelaran barongan. Bertempat di panggung terbuka Stadium Seni Budaya Taman Tirtonadi, acara dimerihkan dengan penampilan grup kesenian Topeng Ireng dari Boyolali, grup kesenian Barongan Samin Edan dari Unnes Semarang, dan ditutup dengan penampilan grup kesenian Barongan Risang Guntur Seto dari Kelurahan Kunden, Blora.
Acara berlangsung meriah hingga tengah malam, begitu pun animo masyarakat yang tidak terbendung membuat arena pertunjukkan penuh sesak.
Untuk diketahui, seni barongan bagi masyarakat Blora merupakan seni pertunjukan tradisional yang sudah ada sejak ratusan tahun lalu. Menurutu cerita lisan masyarakat Blora, Barongan sendiri merupakan sosok jelmaan Gembong Amijoyo, harimau penjaga alas jati wengker (hutan jati) yang di dalamnya menyimpan banyak kekayaan alam.
Kesenian barongan, dahulu hanya dipakai untuk kepentingan acara adat seperti tradisi ruwatan, tolak bala, sedekah bumi, dan lamporan. Namun kini sudah berkembang menjadi seni pertunjukan rakyat yang kerap dimainkan dalam berbagai acara hajatan, pentas kemerdekaan hingga event seni budaya.
Di Kabupaten Blora sendiri, masing-masing desa memiliki grup kesenian barongan yang jumlahnya lebih dari 300 grup (paguyuban). (Tim Liputan Humas Protokol Setda Kab.Blora)