02 Desember 2019   09:12 WIB

WORLD TREE DAY 2019, RIBUAN BIBIT POHON HIJAUKAN HUTAN KHDTK GETAS-NGANDONG

Wakil Bupati Djoko Nugroho bersama Dekan Fakultas Kehutanan UGM dan Kepala BPDASHL Pemali Jratun, serta OPD terkait melakukan penanaman pohon di hutan Desa Getas, Kecamatan Kradenan. (foto: humas)

BLORA. Bertepatan dengan peringatan Hari Pohon Sedunia atau World Tree Day, Kamis (21/11/2019), Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan melalui Balai Pengelolaan Daerah Aliran Sungai dan Hutan Lindung (BPDASHL) Pemali Jratun melakukan gerakan penghijauan atau penanaman perdana Rehabilitasi Hutan dan Lahan (RHL) di Kabupaten Blora.

Berlokasi di wilayah Kawasan Hutan Dengan Tujuan Khusus (KHDTK) Getas-Ngandong yang dikelola oleh Fakultas UGM Yogyakarta, tepatnya di petak 50A wilayah Desa Getas, Kecamatan Kradenan, kegiatan penanaman pohon ini dihadiri oleh Wakil Bupati H. Arief Rohman M.Si.

Turut hadir, Kepala Balai Pengelolaan Daerah Aliran Sungai dan Hutan Lindung (BPDASHL) Pemali Jratun, Dekan Fakultas Kehutanan UGM Yogyakarta, Kepala Perum Perhutani Divre Jawa Timur, dan OPD terkait, bersama para petani desa hutan dari Desa Getas, Desa Tlogotuwung, dan Desa Bodeh.

Kegiatan diawali dengan penyerahan bibit tanaman kepada perwakilan petani desa hutan dari Desa Getas, Desa Tlogotuwung, dan Desa Bodeh. Dilanjutkan penanaman bersama di petak 50A yang tidak jauh dari perempatan Desa Getas.

Kepala Balai Pengelolaan Daerah Aliran Sungai dan Hutan Lindung (BPDASHL) Pemali Jratun, Rochimah Nugrahini, S.Hut, M.Sc, menyampaikan bahwa penanaman perdana RHL di kawasan KHDTK Getas Ngandong ini melibatkan 13 kelompok tani desa hutan yang ada di Getas, Tlogotuwung dan Bodeh.

“Setidaknya ada 165 orang yang tergabung dalam 13 kelompok tani desa hutan. Total ada 500 ribu bibit pohon yang ditanam. Kami berharap penanaman ini berhasil, dan segera turun hujan. Ini sebagai salah satu bentuk penghijauan hutan kita. Semuanya pasti senang kalau hutannya hijau. Mari kita rawat bersama,” ucap Rochimah Nugrahini.

Sementara itu, Dekan Fakultas Kehutanan UGM Yogyakarta, Dr. Budiadi, S.Hut., M Agr. Sc, menerangkan bahwa lahan KDHTK Getas-Ngandong seluas 11 ribu hektar lebih yang kini dikelola oleh lembaga pendidikannya sebagai sebagai hutan riset dan pendidikan, juga akan dikembangkan untuk agroforestry.

“Petani desa hutan masih diperbolehkan menanam tanaman pangan dengan sistem tumpang sari. Namun kini tanaman tegakannya tidak semuanya jati. Jati hanya 30 persen saja, 70 persen lainnya kita arahkan ke tanaman buah-buahan seperti yang kita tanam kali ini. Ada mangga, alpukat, sukun, dan lainnya,” ucap Dr. Budiadi, S.Hut., M Agr. Sc.

Dengan menanam tanaman buah, diharapkan masyarakat akan bisa menikmati hasil hutan lebih cepat dan mengolahnya untuk kebutuhan pangan serta pemenuhan ekonomi. Sedangkan jika hanya mengandalkan jati, waktu panennya sangat lama.

Wakil Bupati H. Arief Rohman M.Si pun mengapresiasi kegiatan penanaman pohon oleh BPDASHL bersama Fakultas Kehutanan UGM di KDHTK Getas-Ngandong ini. Menurutnya, ini merupakan langkah positif untuk mengembalikan kejayaan hutan di wilayah Blora bagian selatan.

“Kami mewakili Bapak Bupati, mengapresiasi atas terselenggaranya penanaman perdana RHL di KDHTK Getas-Ngandong ini. Kami berpesan kepada seluruh petani desa hutan untuk sungguh-sungguh merawat tanaman di hutan ini. Jenengan merawat bumi nya Allah SWT dengan menanam pohon pasti akan mendapat pahala yang sangat besar. Apalagi jika berhasil tumbuh besar akan sangat bermanfaat untuk kelangsungan hidup manusia,” terang Wakil Bupati.

Tidak hanya di kawasan hutan saja, Wakil Bupati juga mengajak masyarakat untuk melakukan penghijauan di lahan pekarangan. Tidak harus dengan tanaman besar, namun bisa dengan sayur sayuran dan tanaman obat-obatan.

Marjono, Ketua Kelompok Tani Mustika Jati 4 dari Desa Getas Kecamatan Kradenan, merasa senang karena hutan yang ada di desanya mendapatkan bantuan penanaman pohon. Dirinya bersama para anggota siap untuk merawatnya agar tumbuh besar.

“Senang, alhamdulillah dapat banyak bantuan bibit untuk ditanam bersama di hutan. Jadi kita tidak hanya menanam jagung, tapi juga pohon buah sehingga tanahnya bisa semakin kuat dengan adanya pohon besar,” ungkapnya.

Penanaman kemudian dilanjutkan oleh seluruh kelompok tani dan para mahasiswa Kehutanan UGM Yogyakarta. (Tim Liputan Humas Protokol Setda Blora)


Info