10 Desember 2019   13:03 WIB

RIBUAN MASYARAKAT IKUTI SINAU BARENG CAK NUN DAN KIAI KANJENG

BLORA. Meskipun Blora sempat diguyur hujan deras pada Minggu petang kemarin (8/12/2019), ternyata tidak menyurutkan semangat masyarakat untuk datang berbondong-bondong dalam acara Sinau Bareng Cak Nun dan Kiai Kanjeng yang diselenggarakan dalam rangka Hari Jadi ke 270 Kabupaten Blora di Lapangan Kridosono.

Ribuan masyarakat sejak pukul 19.00 WIB mulai memadati lapangan yang berada di wilayah Kelurahan Tempelan itu. Tidak hanya dari wilayah Kabupaten Blora saja. Namun ada juga warga Kabupaten Tuban, Rembang dan Bojonegoro, hingga Semarang yang rela datang ke Blora untuk ikut maiyahan (istilah untuk pertemuan besar bersama Cak Nun dan Kiai Kanjeng).

Rahmat, salah satu jamaah maiyah dari Kabupaten Rembang mengaku nekat datang ke Blora untuk bisa berjumpa langsung dengan idolanya, Cak Nun. Dirinya mengaku berangkat dari Rembang pukul 18.00 WIB.

“Sampai Blora alhamdulillah hujannya sudah reda. Saya datang bersama teman-teman naik motor. Ingin dengar petuah-petuahnya Cak Nun bersama warga Blora yang sedang merayakan Hari Jadi Kabupatennya ke 270,” ucap Rahmat.

Hal yang sama juga disampaikan Weda, jamaah maiyah dari Kedungtuban, yang telah sampai Lapangan Kridosono pada pukul 19.30 WIB bersama teman-temannya.

“Sampai sini lapangan basah, habis hujan. Tapi seru, peserta tetap banyak. Sampai ga kebagian tempat di depan. Akhirnya di belakang duduk lesehan dengan alas plastic yang dijual keliling,” kata Weda.

Acara dibuka langsung oleh Bupati Djoko Nugroho, didampingi jajaran Forkopimda, dan para kepala OPD se Kabupaten Blora. Sedangkan Cak Nun dan Kiai Kanjeng hadir lengkap bersama Sabrang Mowo Damar Panuluh dan Cak Kirun.

“Alhamdulillah meskipun tadi sempat hujan deras, akhirnya reda juga dan kita semuanya bisa hadir mengikuti Sinau Bareng Cak Nun dan Kiai Kanjeng. Mari kita sinau bareng, belajar bersama tentang kehidupan yang lebih baik. Belajar menjadi bagian dari Blora the Spirit of Indonesia,” ucap Bupati.

Adapun Cak Nun menekankan pentingnya hidup gotong royong dimanapun berada, baik desa maupun kota. Karena pada hakikatnya manusia dalam memenuhi kebutuhan hidupnya selalu menggunakan karya orang lain.

“Bergotong royong dan selalu bersyukur kepada yang Maha Pencipta. Bergotong royong melaksanakan pembangunan yang tidak hanya berorientasi dunia, namun juga pembangunan yang berorientasi akhirat meskipun otaknya di dunia,” terang Cak Nun.

Selanjutnya, Cak Nun menyampaikan bahwa Hari Jadi Kabupaten Blora, harus disadari esensinya, sehingga bukan dirayakan bentuknya semata. Ia berpesan agar Blora bisa disemai sebagai serambi Madinah. “Maksud saya, bagaimana membangun kabupaten ini sebagai serambi Madinah. Kita harus belajar dari kota Madinah yang dipimpin oleh Rasulullah,” ujarnya.

Menurut Cak Nun, seorang manusia harus mengutamakan azas kebermanfaatan. Harus berlomba-lomba menebar manfaat dengan rasa kasih sayang, bukan berlomba untuk menjadi yang terhebat.

“Jika seseorang memiliki kekuasaan, kekuatan, dan kasih saying. Maka yang harus didahulukan adalah kasih sayang. Sebuah kekuasaan dan kekuatan jika tidak dilandasi rasa kasih sayang, hasilnya akan ngawur,” lanjut Cak Nun.

Acara ditutup dengan tampilnya pelawak Abah Kirun dari Madiun yang kebetulan sedang berada di Blora dan bergabung untuk ikut kegiatan Sinau Bareng Cak Nun. Dia pun melontarkan lawakan-lawakan segar yang sarat dengan makna kehidupan. Acara berlangsung hingga pukul 00.00 WIB. (Tim Liputan Humas Protokol Setda Blora)


Info