18 Januari 2020   16:15 WIB

PENDARATAN PESAWAT BERJALAN MULUS, PEMBANGUNAN BANDARA NGLORAM TERUS DILANJUTKAN

BLORA. Setelah mangkrak selama 36 tahun sejak tahun 1984, akhirnya kini Bandar Udara (Bandara) Ngloram di Kecamatan Cepu, Kabupaten Blora kembali didarati pesawat untuk pertama kalinya pasca reaktivasi yang dilakukan Kementerian Perhubungan sejak awal 2019 kemarin.

Pendaratan test flight dilakukan secara mulus dan sempurna dengan menggunakan pesawat King Air B200GT yang ditumpangi oleh Dirjen Perhubungan Udara, Kemenhub RI, Polana Banguningsih Pramesthi, bersama Direktur Bandar Udara, M Pramintohadi Sukarno, Sabtu sore (11/1/2020).

Pesawat yang lepas landas dari Bandara Internasional Ahmad Yani Semarang, setelah menempuh perjalanan selama 30 menit akhirnya mendarat di landasan Bandara Ngloram pada pukul 16.30 WIB.

Begitu keluar dari pesawat, rombongan disambut oleh Ketua Satuan Pelaksana Bandara Ngloram, Abdul Rozaq, bersama Wakil Bupati H. Arief Rohman, M.Si dan jajaran Forkopimda Blora, beserta para Kepala OPD terkait.

Masyarakat sekitar pun menyambut gembira adanya pendaratan pesawat ini. Mereka berduyun-duyun memadati tepi landasan Bandara untuk menyaksikan langsung pesawat yang turun dalam rangka uji coba atau test flight.

“Alhamdulillah kami sudah bisa mendarat di Bandara Ngloram ini karena memang salah satu prosedur untuk bisa didarati adalah melakukan test flight terlebih dahulu yang tadi berjalan mulus. Bandar udara ini mulai dibangun 2019 dan  landasannya kini sudah 1200 meter, semoga bisa segera dioperasikan dengan pesawat ATR-72 terbatas,” ucap Polana Banguningsih Pramesthi.

Pihaknya berharap keberadaan bandara ini bisa membantu masyarakat Kabupaten Blora dan sekitarnya agar bisa lebih cepat terhubung dengan wilayah lain di Indonesia.

“Setelah test flight ini, kedepan Pak Menteri dijadwalkan akan melakukan pendaratan disini,” tambahnya.

Sementara itu, Ketua Satuan Pelaksana Bandara Ngloram, Abdul Rozaq mengatakan bahwa pembangunan dan pengembangan bandara akan terus dilakukan. Tahun 2020 ini pihaknya akan melaksanakan pembangunan terminal penumpang dengan pagu anggaran sekitar Rp 30 miliar.

Saat ini, Bandara Ngloram memiliki runway sepanjang 1.200 m x 30 m dan belum memiliki terminal penumpang. Ke depannya, akan dilakukan 4 tahap pengembangan Bandara Ngloram. Tahap pertama runway akan diperluas menjadi 1.400 m x 30 m, apron 84 m x 60 m, serta pembangunan terminal penumpang seluas 240 meter persegi dengan kapasitas lebih dari 50.000 penumpang per tahun.

“Tahap ini ditargetkan selesai pada akhir tahun 2020, agar dapat segera dioperasikan menjadi bandara komersil,” ucap Abdul Rozaq.

Pada tahap kedua dilakukan pengembangan runway menjadi 1.600 x 30 m, apron menjadi 127 m x 90 m, terminal penumpang menjadi 2.013 meter persegi dengan kapasitas 138.562 penumpang per tahun. Tahap ketiga, runway diperluas menjadi 1.850 m x 45 m, apron menjadi 168 m x 90 m, dan terminal penumpang menjadi 3.726 meter persegi dengan kapasitas 237.390 penumpang per tahun.

Tahap terakhir direncanakan runway akan memiliki panjang 2.000 m x 45 m, apron seluas 168 m x 90 m akan difasilitasi untuk dapat menampung 4 pesawat ATR 72-600 serta dua pesawat Boeing 737-600, serta terminal penumpang yang luasnya 5.216 meter persegi dengan kapasitas 420.551 penumpang per tahun.

Sementara itu, Wakil Bupati Blora, H. Arief Rohman, M.Si, di hadapan Dirjen Perhubungan Udara dan Direktur Bandar Udara, mengucapkan terimakasih kepada Kementerian Perhubungan yang telah memberikan dukungan penuh untuk aktivasi Bandara Ngloram.

“Kami mewakili Bapak Bupati, mengucapkan terimakasih kepada Pak Menteri dan seluruh jajarannya, beserta stakeholder terkait yang telah mendukung penuh pengaktifan kembali Bandara Ngloram dan akhirnya bisa didarati untuk pertama kalinya hari ini (kemarin-red),” ucap Wakil Bupati.

Setelah ini, menurut Wakil Bupati akan dilakukan koordinasi lanjutan agar landasan yang sudah jadi bisa dimanfaatkan untuk penerbangan charter terlebih dahulu.

“Kita akan koordinasikan, sambil menunggu kesiapan penerbangan komersil, akan kita upayakan bisa untuk pesawat charter terlebih dahulu. Seperti Pertamina, Exxon Mobil, PPSDM Migas, dan stakeholder lain yang berminat untuk transportasi udara,” lanjut Wakil Bupati.

Ketika ditanya tentang pembangunan jalan akses masuk ke bandara, pihaknya menerangkan bahwa tahapan tersebut sudah dipersiapkan. Pemkab Blora bersama Pemprov Jateng telah bekerjasama untuk pembangunan jalan akses masuk.

“Untuk pembebasan lahannya, informasi dari Kepala Dinas Perumahan Permukiman dan Perhubungan Blora, sudah clear kemarin. Tinggal melangkah ke tahapan selanjutnya. Mohon doanya agar semua tahapan berjalan lancar,” tambah Wakil Bupati.

Selain Kabupaten Blora, keberadaan bandara ini nantinya juga akan dimanfaatkan oleh beberapa Kabupaten tetangga seperti Bojonegoro, Ngawi, Tuban, Rembang, hingga Grobogan bagian timur. Dengan begitu diharapkan Blora bisa menjadi pintu gerbang ekonomi baru di Jawa Tengah bagian timur. (Tim Liputan Protokol dan Komunikasi Pimpinan, Setda Blora).


Info